Kamis, 02 Mei 2013

Akhlak pribadi muslim

Akhlak Pribadi Muslim.
Memiliki Akhlak yang mulia sebagai seorang Muslim merupakan hal yang amat penting.
Dengan akhlak yang mulia itulah, seorang muslim akan mejadi mulia.Karenanya, Rasulullah saw diutus untuk memperbaiki akhlah manusia sebagaimana sabdanya:
     Innama buisti iliutammima maka ri maluhkaki
Artinya:Sesungguhnya, aku diutus tidak lain dan tidak bukan, kecuali untuk menyempurnakan akhlak
( HR.Baihaki )

     Oleh karena itu, salah satu indikasi keberhasilan perjuangan Rasulullah saw adalah terwujudnya akhlak mulia yang di perlihatkan oleh para sahabtanya dalam kehidupan sehari - hari, baik menyangkut aspek kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat. Kini akhlak yang mulia itu menjadi sesuatu yang telah hilang dari kepribadian masyarakat kita.Karena itu, bisa kita saksikan dan kita rasakan bersama, betapa akhlak masyarakat kita amat jauh dari akhlak islam akibatnya terjadi kekacauan dalam kehidupan ini, kebahagiaan yang kita dambakan masih jauh dari kenyataan , sementara malapetaka datang silih berganti.Krisis akhlak yang merupakan ekses dari krisis aqidah telah melahirkan krisis - krisis lain dalam kehidupan kita sekarang, krisis yang sepertinya tak berujung.
Pengertian:
     Secara Harfiyah, akhlak berasal dari kata al khuluq yang secara etimologis berarti tabiat, budi pekerti , kebiasaan atau adat, keperwiraan , agama dan kemarahan.Adapun definisi akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang dari padanya lahir pebuatan - perbuatan dengan mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian.Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syara ( hukum islam ) di sebut akhlak yang baik.Sedangkan jika perbuatan - perbuatan yang timbul itu tidak baik di namakan akhlak yang buruk ( Ensiklopedi islam , jilid 1 hal 102 )

     Sementara menurut Drs Barmawie Umary dalam bukunya Materi Akhlak, akhlak berasal dari kata Khulqun yang mengandung segi - segi penyesuaian dengan Khalqun serta erat hubungannya dengan khaliq dan makhluk. Dari sini ada korelasi jaminan hubungan yang baik antara makhluk dengan al khaliq dan antara makhluk ( manusia ) dengan makhluk lainnya.Dengan demikian, manusia sebagai makhluk harus menyesuaikan diri dengan ketentuan Allah Swt sebagai al khaliq dan menjalin hubungan yang harminis dengan sesama makhluk.

     Dari arti kata tersebut, ilmu akhlak di definisikan sebagai ilmu yang menentukaqn batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, baik yang menyangkut perkataan maupun perbuatan, lahir maupun batin.Suatu perbuatan bisa di sebut akhlak manusia manakala di lakukan berulang - ulang dan timbul dengan mudah tanpa di pikirkan dan di teliti terlebih dahulu sehingga hal itu menjadi suatu kebiasaan.

Dari pengertian di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa akhlak bersumber pada Alqur'an dan sunnah sehingga penilaian terhadap baik dan buruknya akhlak seseorang berdasarkan Alqur'an dan sunnah.Bedanya dengan etika dan moral adalah pada sumber itu sendiri.Etika dan moral penilainnya berdasarkan kesepakatan manusia atau masyarakat. Karena itu, di dalam islam penilaian terhadap akhlak manusia menggunakan istilah baik dan buruk, benar dan salah, terpuji dan tercela, sedangkan pada etika dan moral lebih pada soal sopan santun, pantas dan sebagainya.Dengan demikian, Etika dan moral hampir sama dengan akhlak, bahkan tidak ada bedanya bila di sebut etika dan moral islam.

Akhlak Kepada Allah
     Ada banyak sifat yang harus kita miliki dalam hidup ini sebagai bentuk dari akhlak yang baik kepada Allah swt.  Sifat - Sifat ini harus kita pahami dengan sebaik - baiknya.

1.Percaya
  Setiap muslim harus memulai akhlaknya kepada Allah swt dengan percaya sepenuhnya bahwa Allah swt merupakan Tuhan yang benar .Hal ini karena dia merupakan Tuhan yang mencipta dan berkuasa atas  segala sesuatu  termasuk menciptakan diri kita sendiri., Allah swt berfirman:
     " Malakum latarjuuna lillahiwa ko ronn.Wakodholakokumatwarun"
Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah ?Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian ( QS.Nuh 71:13-14)

2.Baik Sangka
  Berbaik sangka kepada Allah swt merupakan sikap yang sangat penting, karena dari sikap inilah kita akan menjalani kehidupan sebagaimana yang di tentukan Allah swt.Nabi ibrahim dan isterinya Siti Hajar telah menunjukkan sikap yang sangat positif kepada Allah swt. Sebagaimana kita ketahui, Nabi ibrahim mendapat perintah untuk memindahkan atau menempatkan siti Hajar dan anaknya Ismail as ke Makkah , terasa berat untuk melakukan hal ini, bukan semata - mata harus berpisah dengan isteri & anak , tapi juga kerna di Makkah pada waktu itu belum ada kehidupan, tidak ada manusia, tumbuh - tumbuhan , binatang bahkan air sekalipun.Sikap berbaik sangka kepada Allah swt membuat Nabi Ibrahim as dan Siti Hajar yakin bahwa Allah swt punya maksud buruk dalam memerintahkan sesuatu.Begitupula halnya dengan perintah menyembelih Ismail as.

  Memang harus kita sadari bahwa ketika Allah swt memerintahkan sesuatu, itu berarti Allah swt ingin mewujudkan kemaslahatan atau kebaikan - kebaikan dan ketika melarang , itu berarti Dia ingin mencegah terjadinya mafsadat atau kerusakan - kerusakan yang akan menimpa manusia.
Dalam satu hadits, Rasulullah saw bersabda :
     " layamuu tanna ahadun minkum illa wahuwayuhsinudzonna billahi taa la"
Janganlah salah seorang dari kalian mati , kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah ( HR.Abu Daud dan Muslim )

     Manakala seseorang sudah berbaik sangka kepada Allah swt , maka ia optimis bahwa ada hari esok yang lebih baik , inilah pelajaran penting yang hatus kita perolah dari kehidupan Nabi Ibrahim as dan keluarganya. Sikap ini merupakan sesuatu yang sangat penting, kerna dari sikap inilah kita akan menjalani kehidupan sebagaimana yang di tentukan Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar