Jumat, 12 Juli 2013

Kisah Teladan Istri Rasulullah SAW.

Kisah Teladan Istri Rasulullah SAW.

Inilah sepintas kisah isteri Rasulullah SAW. :)
semoga bisa menginspirasi kita semua wahai ukhty..

 Syayidah Khadijah binti Khuwailid
    Kisah pertama adalah tentang istri pertama Rasul SAW, syayidah Khadijah binti Khuwailid. Di masa itu, khadijah adalah perempuan terbaik yang dibesarkan oleh keluarga terhormat lagi terpandang.  Dia juga dikenal sebagai seorang wanita yang menjaga kehormatan dirinya sehingga melekatlah sebutan ath-thaahirah pada dirinya. Di zaman yang kaum perempuannya belum bisa membaca, Khadijah tampil sebagai sosok perempuan yang maju jauh melampaui zamannya; pandai membaca, berwawasan, intelektual tinggi, terpandang, dan disempurnakan dengan kepiawaiannya di bidang perniagaan. Khadijah juga merupakan wanita pertama yang membenarkan pengangkatan Muhammad SAW sebagai nabi dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sungguh pemikiran yang sudah melampaui zamannya. Dari sini kita bisa melihat bahwa betapa Allah SWT mempersiapkan wanita yang memiliki banyak keutamaan sebagai pendamping pertama Rasul.
Karakter utama dari beliau yang bisa kita pelajari adalah komitmen, kebijaksanaan dan kedewasaan. Khadijah dikenal sebagai istri yang tidak pernah berkata tidak pada perintah suaminya. Subhanallah..semoga kita bisa menirunya :)
      Salah satu fragmen hidup yang menjadi saksi kedewasaan Khadijah adalah ketika sedang  ada embargo bahan pangan bagi umat Islam. Saat itu masyarakat Mekah dilarang memberi dan melakukan transaksi dagang dengan umat Islam selama beberapa tahun. Kontan saja, kelaparan menjadi keseharian umat Islam saat itu. Untuk makan, Khadijah sampai harus mencari rumput kering di sela-sela bebatuan. Tidak bedanya seperti kambing, bukan? Apakah Khadijah mengeluh? Tidak, ia tidak pernah mengeluh. Dalam hal ini kita bisa belajar komitmen keteguhannya dalam dakwah. Konsekuensi memperjuangkan kebenaran tidak selalu berjalan mulus, seperti firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Ankabut [29]: 2 menyatakan, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
      Melihat kondisi itu, Rasul SAW merasa teriris hatinya. Betapa tidak, padahal kita tahu, sebelum menikah dengan Rasulullah, hidup Khadijah berkecukupan. Segala hal dapat ia peroleh dengan mudah. Sementara, semua kondisi berbalik ketika ia memilih berjuang dalam jalan dakwah. Suatu hari di tengah malam, tiba-tiba Rasulullah berkata pada Khadijah, “Wahai istriku, sungguh aku merasa tidak enak kepadamu.” Khadijah langsung terbangun dan menanyakan kepada Rasul, “Perihal apa ya Rasulullah?” Lalu Khadijah pun mengibur Rasulullah.
Hal yang bisa kita teladani dari kejadian ini adalah bahwa Khadijah sebagai istri selalu serius dan fokus ketika menyimak ucapan suaminya, sekalipun dalam kondisi kelelahan. Kemanisan terhadap suami tidak hilang walau pada kondisi susah. Kalau istri-istri zaman sekarang, bisa jadi tingkat kemanisan kepada suami akan tinggi saat tanggal muda, dan semakin menurun saat tanggal tua. Benar atau benar banget yaa..??????
      Dari sedikit cerita di atas kita sudah bisa menyaksikan betapa dewasa, bijaksana, dan matangnya kepribadian Khadijah. Awal perjuangan menyebarkan Islam tidak bisa diisi oleh sosok yang biasa saja, yang cengeng dan manja ketika hinaan, cacian, dan ujian datang bertubi-tubi. Wajar saja, sampai-sampai Allah SWT menyampaikan salam langsung padanya. Kita bisa bayangkan betapa luar biasa sosok beliau, sampai-sampai Tuhannya berkirim salam langsung padanya. Subhanallah.
Aisyah binti Abu Bakar
      Selanjutnya adalah kisah tentang istri ke-dua Rasululloh, Aisyah. Sosok Aisyah lebih banyak meneladani bahwa setiap perempuan harus berilmu dan pandai. Humairah, begitu panggilan kesayangan bagi Aisyah, menikah dengan Rasul ketika berumur 7  tahun. Ketika itu, hanya dilaksanakan akad nikah saja. Aisyah tinggal dengan Rasul ketika berumur 9 tahun. Ketika Aisyah belum baligh, Rasulullah memperlakukan Aisyah layaknya seorang anak. Beliau memposisikan diri sebagai kakak atau orang tua yang selalu mengayomi.
      Di masa kini, sering ada anggapan bahwa menikahi anak di bawah umur adalah sunah Rasul. Padahal konteksnya sudah berbeda. Allah SWT memerintahkan Rasul menikahi Aisyah di umurnya yang belia  dengan tujuan menciptakan generasi perempuan Islam. Aisyah dipersiapkan sebagai da’iyah pertama yang siap mendidik kaum perempuan pada masa itu. Aisyah dinikahi Rasul sejak kecil agar mendapat pendidikan langsung dari Rasulullah sedari muda. Lalu, kenapa harus menikah? Pertimbangannya adalah bahwa satu-satunya mahram yang paling mungkin berinteraksi dalam segala aspek kehidupan dengan Rasulullah adalah istrinya sendiri. Siapa yang paling bisa mendidik wanita kecuali Rasul? Sebagai istri dan tinggal serumah dengan Rasul sejak kecil, Aisyah akan terpapar pada lingkungan pendidikan paling dekat dengan Rasul. Ia bisa bertanya apa saja, termasuk aspek kewanitaan, dan kapan pun pertanyaan itu terlintas. Di sini Rasul akan selalu siap menjawab dan mengarahkan sesuai perintah dan arahan Allah SWT. Dengan tinggal bersama Rasulullah, ia menjadi rujukan tentang teladan Rasulullah, terutama teladan-teladan yang ia banyak dapatkan ketika berinteraksi dengan Rasulullah di rumah, yang tidak semua orang bisa mengalaminya langsung.
Jadi, jelas bahwa kondisi saat ini tidak relevan dibandingkan kondisi Rasulullah saat itu. Pada sesi ini, ustadzah menekankan bahwa jika memang ada laki-laki yang bisa sepadan dengan Rasulullah dalam membimbing dan memberi teladan, sah-sah saja ia menikah dengan anak di bawah umur. Namun, kita bisa pastikah sosok itu tidak akan ada. Oleh sebab itu, wahai para laki-laki masa kini, nikahi saja siapa yang pantas bagimu dan jangan kau mempermalukan Islam dengan menikahi anak di bawah umur dengan kapasitasmu yang sangat terbatas itu. #NOTE yaa...!!! :D
     Selain dikenal sebagai sosok yang cerdas lagi bijak, Aisyah dikenal sebagai istri yang ceria dan selalu siap menghibur Rasulullah. Banyak tingkah laku Aisyah yang mengundang senyum Rasul. Salah satunya, pada suatu hari di musim dingin, saat itu Rasul pergi keluar tanpa memakai burdahnya (burdah adalah sejenis mantel penghangat pada masa itu.red). Aisyah iseng mencoba melilitkan burdah itu sebagai jilbab di kepalanya dan menunjukkan pada Rasul ketika Rasul pulang. Manis ya? Wajar saja jika Rasul sangat sayang kepadanya.
      Beberapa hal yang bisa kita teladani dari Aisyah sebagai perempuan adalah bahwa perempuan harus cerdas dan berwawasan luas serta harus bisa menjadi sosok istri yang menyenangkan bagi suaminya. Selain itu, tanpa embel-embel emansipasi pun, Allah SWT sudah memerintahkan perempuan untuk banyak belajar, setara dengan laki-laki.
Bagaimana tidak luar biasa? Tidak tanggung-tanggung, Aisyah, yang seorang perempuan dan hanya sendiri,  telah meriwayatkan sekitar ¼ dari semua ilmu fiqih Islam, sedangkan ¾ sisanya diriwayatkan oleh ribuan da’I yang merupakan laki-laki. Subhanallah, bukan? Betapa Allah SWT memuliakan perempuan ya.

Ummu Salamah     
      Sosok terakhir adalah Ummu Salamah. Ummu Salamah adalah seorang janda dari salah satu sahabat Rasul, namanya Abu Salamah. Ketika kehilangan suaminya, beliau tidak berniat menikah lagi karena berpikir bagi orang sepertinya, mendapatkan Abu Salamah sebagai sosok suami adalah karunia terbaik dari Allah SWT. Ia tidak merasa pantas untuk mendapat yang lebih baik lagi dari itu. Namun, ternyata Rasul melamar beliau. Tidak serta merta, Ummu Salamah menerima lamaran itu. Ia menyampaikan kepada Rasul bahwa ia tidaklah pantas mendampingi Rasul dengan tiga alasan, yaitu 1) ia sudah tua sehingga tidak akan maksimal untuk mengurus Rasul, 2) ia memiliki banyak anak sehingga khawatir akan membebani Rasul, dan 3) ia seorang pencemburu sehingga bisa saja sifat ini memengaruhi keharmonisan rumah tangga Rasul.
Namun, Rasul membalas ketiga pernyataan itu dengan sangat bijak dan penyayang, yaitu 1) saya pun sudah tua. Jadi, mari kita habiskan masa tua bersama, #eaa 2) anak mu pun akan menjadi anakku juga, 3) aku akan minta kepada Allah SWT untuk menghilangkan sifat itu dari hatimu. Romantis sekali ya belau? Subhanallah.. :) Akhirnya Ummu Salamah menerima pinangan Rasul. Dengan doa Rasul, sifat pencemburu Ummu Salamah pun hilang. *yeey..!
      Ummu Salamah dikenal sebagai pribadi yang berinisiatif tinggi, bijaksana dalam menengahi perkara,  dan berpikir jauh ke depan. Dengan sifat tersebut, Rasul sering meminta pertimbangan dan masukannya jika menghadapi masalah. Pribadi bijaksana Ummu Salamah tercermin ketika ia berinisiatif mengajak istri-istri Rasul untuk berdiskusi tentang kunjungan bergilir ketika Rasul sakit. Dalam kondisi sakit, Rasul tetap adil dan memenuhi janji untuk berkunjung ke setiap istrinya dan Ummu Salamah melihat hal itu sangat memberatkan Rasul. Kemudian, Ummu Salamah mengusulkan agar istri-istri Rasul saja yang berkunjung ke satu tempat untuk bertemu Rasul. Maka pertanyaan selanjutnya, siapakah rumah istri Rasul yang menjadi tempat Rasul singgah? Tentu saja semua istri Rasul menginginkan kesempatan itu. Namun, tidak bagi Ummu Salamah. Dengan bijaksana dan berbesar hati, beliau mengusulkan rumah Aisyah sebagai tempat persinggahan karena Aisyah adalah istri yang paling disayang Rasul dan Aisyah adalah yang paling muda, sehingga dinilai memiliki fisik paling baik untuk merawat Rasul. Selain itu, rumah Aisyah paling dekat dengan masjid sehingga lebih mudah bagi Rasul untuk salat pada awal waktu di masjid. Sungguh pertimbangan yang kompeherensif dan tidak didasari emosi belaka, bukan?
      Kisah lain adalah ketika Rasul merasa bingung bagaimana mengajak jamaah haji laki-laki di Mekah untuk mencukur rambut selepas berhaji. Rasul sudah menyampaikan untuk bercukur, tetapi tidak satu pun dari mereka langsung bergerak melaksanakan perintahnya. Rasul pun menceritakan pada Ummu Salamah dan dengan bijak dan solutif beliau menjawab, “Ya Rasulullah, mereka bukan tidak ingin menjalankan perintahmu. Hanya saja, mereka mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mencukur rambut yang benar dan berharap engkau mencontohkan kepada mereka. Dengan engkau datang kepada mereka dan menunjukkan bagaimana bercukur sesuai syariat Islam, pasti mereka akan langsung melaksanakannya.” Kemudian benar yang dikatakan Ummu Salamah, semua langsung bercukur setelah Rasul mencontohkan. Begitulah Islam mencontohkan salah satu karakter wanita Muslim dari seorang Ummu Salamah bahwa seorang perempuan harus penuh dengan ide-ide dan bisa menawarkan solusi-solusi yang baik.  
Sekian sedikit kisah tentang istri-istri Rasulullah beserta teladannya.
Saya setuju dengan ungkapan ini: “Di belakang suami yang hebat, ada istri yang hebat. Apakah sebaliknya, di belakang istri yang hebat ada suami yang hebat? Belum tentu… ^^“ Tapi tentu saja pengecualian bagi Rasulullah, manusia terbaik sepanjang zaman ya.
      Dengan hadirnya ketiga sosok perempuan hebat dalam sejarah Islam itu membuktikan betapa Allah SWT telah menyiapkan model perempuan masa kini begitu sangat baik melalu sosok-sosok di atas. Jika tidak ada ketiga sosok itu, entahlah mungkin kita tidak tahu harus mencontoh siapa. Wallahu’alam bissawab.
 
 

Kamis, 11 Juli 2013

Menjaga Hati

 MENJAGA HATI.

Menjaga kondisi hati untuk senantiasa istiqomah berada di jalan Allah, senantiasa bersih dari segala kotoran dan lembut dari segala kekerasan (hati), tidaklah mudah. Kesibukan dan rutinitas kita yang menguras tenaga dan pikiran, serta interaksi yang terus menerus dengan masalah duniawi, jika tidak diimbangi dengan "makanan-makanan" hati, terkadang membuat hati menjadi keras, kering, lalu mati... Padahal sebagai seorang mukmin, dalam melihat berbagai macam persoalan kehidupan, haruslah dengan mata hati yang jernih.

Untuk itu, beberapa nashehat berikut patut kita renungi dalam upaya melembutkan hati. Kita hendaknya senantiasa:
1. Takut akan datangnya maut secara tiba-tiba sebelum kita sempat bertaubat.
2. Takut tidak menunaikan hak-hak Allah secara sempurna. Sesungguhnya hak-hak Allah
itu pasti diminta pertanggungjawabannya.
3. Takut tergelincir dari jalan yang lurus, dan berjalan di atas jalan kemaksiatan dan jalan
syaithan.
4. Takut memandang remeh atas banyaknya nikmat Allah pada diri kita.
5. Takut akan balasan siksa yang segera di dunia, karena maksiat yang kita lakukan.
6. Takut mengakhiri hidup dengan su'ul khatimah.
7. Takut menghadapi sakaratul maut dan sakitnya sakaratul maut.
8. Takut menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di dalam kubur.
9. Takut akan adzab dan prahara di alam kubur.
10. Takut menghadapi pertanyaan hari kiamat atas dosa besar dan dosa kecil yang kita
lakukan.
11. Takut melalui titian yang tajam. Sesungguhnya titian itu lebih halus daripada rambut
dan lebih tajam dari pedang.
12. Takut dijauhkan dari memandang wajah Allah.
13. Perlu mengetahui tentang dosa dan aib kita.
14. Takut terhadap nikmat Allah yang kita rasakan siang dan malam sedang kita tidak
bersyukur.
15. Takut tidak diterima amalan-amalan dan ucapan-ucapan kita.
16. Takut bahwa Allah tidak akan menolong dan membiarkan kita sendiri.
17. Kekhawatiran kita menjadi orang yang tersingkap aibnya pada hari kematian dan pada
hari timbangan ditegakkan.
18. Hendaknya kita mengembalikan urusan diri kita, anak-anak, keluarga, suami dan harta
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan jangan kita bersandar dalam memperbaiki
urusan ini kecuali pada Allah.
19. Sembunyikanlah amal-amal kita dari riya' ke dalam hati, karena terkadang riya' itu
memasuki hati kita, sedang kita tidak merasakannya. Hasan Al Basri rahimahullah
pernah berkata kepada dirinya sendiri. "Berbicaralah engkau wahai diri. Dengan
ucapan orang sholeh, yang qanaah lagi ahli ibadah. Dan engkau melaksanakan amal
orang fasik dan riya'. Demi Allah, ini bukan sifat orang mukhlis".
20. Jika kita ingin sampai pada derajat ikhlas maka hendaknya akhlak kita seperti akhlak
seorang bayi yang tidak peduli orang yang memujinya atau membencinya.
21. Hendaknya kita memiliki sifat cemburu ketika larangan-larangan Allah diremehkan.
22. Ketahuilah bahwa amal sholeh dengan keistiqomahan jauh lebih disukai Allah
daripada amal sholeh yang banyak tetapi tidak istiqomah dengan tetap melakukan
dosa.
23. Ingatlah setiap kita sakit bahwa kita telah istirahat dari dunia dan akan menuju akhirat
dan akan menemui Allah dengan amalan yang buruk.
24. Hendaknya ketakutan pada Allah menjadi jalan kita menuju Allah selama kita sehat.
25. Setiap kita mendengar kematian seseorang maka perbanyaklah mengambil pelajaran
dan nasihat. Dan jika kita menyaksikan jenazah maka khayalkanlah bahwa kita yang
sedang diusung.
26. Hati-hatilah menjadi orang yang mengatakan bahwa Allah menjamin rezeki kita
sedang hatinya tidak tenteram kecuali sesuatu yang ia kumpul-kumpulkan. Dan
menyatakan sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia, sedang kita tetap
mengumpul-ngumpulkan harta dan tidak menginfakkannya sedikit pun, dan
mengatakan bahwa kita pasti mati padahal dia tidak pernah ingat mati.
27. Lihatlah dunia dengan pandangan I'tibar (pelajaran) bukan dengan pandangan
mahabbah (kecintaan) kepadanya dan sibuk dengan perhiasannya.
28. Ingatlah bahwa kita sangat tidak kuat menghadapi cobaan dunia. Lantas apakah kita
sanggup menghadapi panasnya jahannam?
29. Di antara akhlak wanita mu'minah adalah menasihati sesama mu'minah.
30. Jika kita melihat orang yang lebih besar dari kita, maka muliakanlah dia dan katakana
kepadanya, "Anda telah mendahului saya di dalam Islam dan amal sholeh maka dia
jauh lebih baik di sisi Allah. Anda keluar ke dunia setelah saya, maka dia lebih baik
sedikit dosanya dari saya dan dia lebih baik dari saya di sisi Allah".

BEST THING ~ MOCCA


BEST THING ~ MOCCA

I’ve got the best thing in the world
Coz’ I got you in my heart
And this screw little world
Let’s hold hand together
We can share forever
Maybe someday the sky will be coloured with our love

I wake up in the morning
Feeling emptyness in my heart
This pain is just too real
I dream about you, with someone else
Please say that you love me
That we’ll never be apart

You have to promise
That you will be faithfull
And there will be lots and lots of love
It is the thing that really matters in this world


ma bestie

Uu and Friends









Uswatun khazanah, Septi Nurul Ahcyati, Qith'atul Qomariyah, and Cesar Abdul Rizal.


Rabu, 10 Juli 2013

uswa khazanah (◡‿◡✿): Analisis Film The Other Boleyn Girl

uswa khazanah (◡‿◡✿): Analisis Film The Other Boleyn Girl: THE OTHER BOLEYN GIRL. The Other Boleyn Girl is a film adapted from a historical fiction novel wich written by Phippa Gregory. This fi...

Analisis Film The Other Boleyn Girl


THE OTHER BOLEYN GIRL.
The Other Boleyn Girl is a film adapted from a historical fiction novel wich written by Phippa Gregory. This film is directed by Justin Chadwick, and starring by Natalie Portman (as Anna Boleyn), Scarlett Johansson (as Mary Boleyn), and Eric Bana (as King Henry Tudor VIII of England). This film release on February 2008.
This film tells about romance, betrayal, and ambition to get a power. The tragedy happens when two beautiful sisters, Anne and Mary Boleyn, driven by their family's bad ambition, compete for the love of the handsome and passionate King Henry Tudor VIII.

 
1.     PLOT.
   The introduction of the film is when Anna, Mary, and George (Jim Sturgess) were playing at grassland, they were chased each other. They were children and they were very happy at that time. While they were watching the children play, Sir Thomas Boleyn told to his wife that a merchant named Carey wanted their daughter Anne to be betrothed to his son William Carey, but Sir Thomas offered them Mary instead.
   The raising of the film is when Catherine of Aragon fails to produce a male heir to the English throne. Knowing about this problem Duke of Norfolk scheme to install Anne as the King’s mistress, and to produce a male. Their plan changes when Henry, injured in a hunting accident indirectly caused by Anne, is nursed by her sister Mary and King Henry becomes falling in love with her. And Mary finds herself falling in love with Henry. When Mary pregnant she nearly suffers a miscarriage, she is confined to bed for the remainder of her pregnancy, and Norfolk calls Anne to go to court and to keep Henry's attention from another girls. Anne seduce King Henry successfully, but she want more, she want to be a queen of England. She has been to step aside the Queen of England, Kathrine of Aragon successfully.
   The climax of the film is when Anne was miscarriage of her son, Anne beged George to commit incest with her to becomes pregnant and got a child (son) , George agrees. But  they didn’t commiting incest. Jane (Juno Temple), George’s wife saw it and she reports what she had seen to the King Henry Tudor VIII. The king becomes angry, he didn’t knew the truth. Anne and George were executed because they were accused guilty. George’s head was beheaded first, and then Anne.
   The falling action happens after the beheading, Mary took Elizabeth to go to Rochford with her. Wretched and disgraced, Sir Thomas Boleyn died two years later. The Duke of Norfolk was imprisoned. The next three generations of his family -son, grandson, great grandson- they were all executed for treason. Henry’s decision to break with the Catholic church changed the face England Forever.
   Resolution happens when Mary married William Stafford and lived happily with him away from court for the rest of her life. Henry’s fear of living England without a strong successor turned out to be unfounded. Hih did leave an heir, who was rule over England fourty-five years. It wasn’t the boy he yearned for, but the strong red-haired girl Anne gave him.

2.      ARCHETYPAL ELEMENT.
· Setting :
   Paradise.
   In this film paradise represent when Anne, Mary, and George were playing together in gressland. It is the place where make them happy and safe. It is the place for the main character playing together with family happily.  It’s also the place where there is no enemy. There is a perfect place.
   Hell.
   There is a bed place. In this film to represent the hell is when George and Anne in the jail. There is a place where a lot of stress, and the fear to waiting to be executed.

· Symbols.
The symbols of this film is the gold “B” necklace that Anne is always wearing. The necklace shows that she is descendant of Boleyn.
 
1.    Main  Character.
   Anne Boleyn is the charmer, she is atractrive person and good-looking, Henry Percy fell in love with her when at the Mary wedding party, he attrached with her beauty. She is the tyrant, she ccontrols The King to do everything she want. And she is also the temptress, she able to tempt The King and Henry Percy.

   Mary Boleyn is the charmer, temptress and she is madonna. She is able to tempt William Cary, The King, and William Stafford with her girly and her beauty. She also best-friend, she will to do anything to help someone she loves.
  
   King Henry Tudor VIII is alpha male and the charmer, he is good-looking, powerfull and he can do whatever he wants. He can lure any girl with his ​​charms and make ​​them as his mistress. But he is lust, he can not resist his lust when he saw a beautyful women.
   George Boleyn is best-friend. He is always help his sisters when they in problem. He was willing to do incest with Anne, because he didn’t want to see Anne in sadness.

Sir Thomas Boleyn and The Duke of Norfolk are the terrorist, they are too ambitious to be rich, and respectable.

2.     Conflict.
Man against himself.
   It shown when Anne would be a mistress, first she didn’t agree, but finally she is relented to do what her father and her uncle want.
Man against society.
   It shown when Anne has married with The King many people against Anne. The people outside the court called Anne as a witch.